Sabtu, 27 Februari 2016

Monumen Soco bendo Magetan



BENDO Monumen Soco berada di desa soco kec bendo kab magetan, merupakan salah satu obyek wisata sejarah yang berdada di kabupaten yang bermotto MITRA (magetan, indah, tertib, rapi, dan aman) ini. Di mana tempat wisata ini merupakan tempat terjadinya tragedi berdarah dari keganasan pemberontakan PKI tahun 1948. Tempat wisata sejarah ini berada di desa doco kecamatan Bendo, 200 meter sebelah selatan Lanud Iswahyudi maospati magetan atau + – 15 Km arah timur dari pusat kota Kabupaten Magetan. Salah satu saksi yang ada di monumen ini adalah berupa gerbong Kereta Api “Kertopati”. Dan dua sumur tempat pembuangan 108 mayat-mayat yang dibantai oleh PKI.Gerbong ini digunakan untuk mengangkut para korban keganasan PKI, yang terjadi di madiun. Sebuah saksi bisu yang juga mencerminkan kisah nan mengiriskan hati, ini akan membuat kita mengingat dan mengimajinasi masa lampau.
Soco adalah sebuah desa kecil yang terletak hanya beberapa ratus meter di sebelah selatan lapangan udara Iswahyudi. Desa Soco termasuk dalam wilayah Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Dalam peristiwa berdarah pemberotakan PKI tahun 1948, Soco memiliki sejarah tersendiri.
Di desa inilah terdapat sebuah sumur tua yang dijadikan tempat pembantaian oleh PKI. Ratusan korban pembunuhan keji yang dilakukan PKI ditimbun jadi satu di lubang sumur yang tak lebih dari satu meter persegi itu.
Letak Soco yang strategis dan dekat dengan lapangan udara dan dipenuhi tegalan yang banyak sumurnya, menjadikan kawasan itu layak dijadikan tempat pembantaian. Apalagi desa ini juga dilewati rel kereta lori pengangkut tebu ke Pabrik Gula Glodok, Pabrik Gula Kanigoro dan juga Pabrik Gula Gorang-gareng. Gerbong kereta lori dari Pabrik Gula Gorang-gareng itulah yang dijadikan kendaraan mengangkut para tawanan untuk dibantai di sumur tua di tengah tegalan Desa Soco.
Di sumur tua desa Soco ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadaban PKI. Sebanyak 78 orang diantaranya dapat dikenali, sementara sisanya tidak dikenal. Sumur-sumur tua yang tak terpakai di desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan.
Beberapa nama korban yang menjadi korban pembantaian di Desa Soco adalah Bupati Magetan Sudibjo, Jaksa R Moerti, Muhammad Suhud (ayah mantan Ketua DPR/MPR, Kharis Suhud), Kapten Sumarno dan beberapa pejabat pemerintah serta tokoh masyarakat setempat termasuk KH Soelaiman Zuhdi Affandi, pimpinan Pondok Pesantren ath-Thohirin Mojopurno, Magetan.
Di Soco sendiri terdapat dua buah lubang utama yang dijadikan tempat pembantaian. Kedua sumur tua itu terletak tidak jauh dari rel kereta lori pengangkut tebu. Para tawanan yang disekap di Pabrik Gula Rejosari diangkut secara bergiliran untuk dibantai di Desa Soco. Selain membantai para tawanan di sumur Soco, PKI juga membawa tawanan dari jalur kereta yang sama ke arah Desa Cigrok. Kini, desa Cigrok dikenal dengan nama Desa Kenongo Mulyo.
Terungkapnya sumur Soco sebagai tempat pembantaian PKI bermula dari igauan salah seorang anggota PKI yang turut membantai korban. Selang seratus hari setelah pembantaian di sumur tua itu, anggota PKI ini mengigau dan mengaku ikut membantai para tawanan.
Setelah diselidiki dan diinterogasi, akhirnya dia menunjukkan letak sumur tersebut. Sekalipun letak sumur telah ditemukan, namun penggalian jenazah tidak dilakukan pada saat itu juga, tapi beberapa tahun kemudian. Hal ini disebabkan oleh kesibukan pemerintah RI dalam melawan agresi Belanda yang kedua.
Sekitar awal tahun 1950-an, barulah sumur tua desa Soco digali. Salah seorang penggali sumur bernama Pangat menuturkan, penggalian sumur dilakukan tidak dari atas, namun dari dua arah samping sumur untuk memudahkan pengangkatan dan tidak merusak jenazah. Penggali sumur dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang.
Di kedalaman sumur yang sekitar duabelas meter, regu pertama menemukan 78 mayat, sementara regu kedua menemukan 30 mayat. Semua jenazah dihitung hanya berdasarkan tengkorak kepala, karena tubuh para korban telah bercampur-aduk sedemikian rupa.
Di samping sumur Tua Soco, di Madiun juga terdapat sumur tua lainnya sebagai kuburan missal yakni; Sumur Tua desa Bangsri, Sumur Tua DEsa Cigrok, dan Sumur Tua Desa Kresek yang juga dibangun Monumen diatasnya. Monumen Soco diresmikan oleh Ketua DPR RI pada tahun tersebut yang merupakan putra dari Kiai tersebut pada tahun 1989.

Sumber : http://www.pusakaindonesia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar